- Back to Home »
- Hacking , Pengetahuan »
- serangan DDoS terbesar dalam sejarah
Posted by : caLypso
Sabtu, 12 April 2014
Tertangkapnya Sven Olaf Kamphuis: Hacker Pelaku Serangan DDoS Terbesar Dalam Sejarah (Serangan 300 Gigabits Data per Detik)
THE TELEGRAPH — Seorang pria berkebangsaan Belanda ditangkap di Spanyol karena dicurigai sebagai pelaku serangan dunia maya terbesar dalam sejarah internet yang dioperasikan dari "bunker" dekat Barcelona dari dalam mobil van yang dilengkapi dengan scanner hi-tech.
Sven Olaf Kamphuis yang berusia 35 tahun, ditangkap pada Kamis di Granollers, sebuah kota 22 km sebelah utara dari ibukota Catalan atas dugaan perannya dalam hacking Spamhaus kelompok anti-spam Eropa.
Tersangka berkeliling Spanyol dalam sebuah van oranye yang merupakan "kantor berjalanan yang dilengkapi dengan berbagai antena untuk memindai frekuensi," sebagaimana pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian dalam negeri Spanyol.
Pihak berwenang Spanyol pertama kali diberitahu di bulan Maret bahwa sejumlah besar serangan cyber mempengaruhi layanan internet di AS, Inggris dan Belanda sedang diluncurkan dari Spanyol.
Polisi Spanyol melacak tersangka sebuah properti di Granollers. Tersangka mengatakan kepada polisi bahwa ia adalah seorang diplomat yang mewakili "Kementerian Telekomunikasi dan Luar Negeri Republik Cyberbunker" dan telah menggambarkan dirinya sebagai "pejuang kebebasan berinternet ".
MENGENAL DDOS
Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga dibutuhkan sebuah host yang kuat (baik itu dari kekuatan pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan. Serangan DDoS ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan menggunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat mengakibatkan server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak berguna sama sekali" bagi klien.
Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan menggunakan serangan SYN Flooding, yang mengakibatkan beberapa server web di Internet mengalami "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang besar dilakukan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! mengalami "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan menggunakan DDoS yang sangat besar yang disebut dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150.000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, karena serangan hanya dilakukan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak semuanya mengalami kerusakan).
Tidak seperti akibatnya yang menjadi suatu kerumitan yang sangat tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang melakukan perbaikan server akibat dari serangan), teori dan praktik untuk melakukan serangan DDoS justru sederhana, yakni sebagai berikut:
Menjalankan tool (biasanya berupa program (perangkat lunak) kecil) yang secara otomatis akan memindai jaringan untuk menemukan host-host yang rentan (vulnerable) yang terkoneksi ke Internet. Setelah host yang rentan ditemukan, tool tersebut dapat menginstalasikan salah satu jenis dari Trojan Horse yang disebut sebagai DDoS Trojan, yang akan mengakibatkan host tersebut menjadi zombie yang dapat dikontrol secara jarak jauh (bahasa Inggris: remote) oleh sebuah komputer master yang digunakan oleh si penyerang asli untuk melancarkan serangan. Beberapa tool (software} yang digunakan untuk melakukan serangan serperti ini adalah TFN, TFN2K, Trinoo, dan Stacheldraht, yang dapat diunduh secara bebas di Internet.
Ketika si penyerang merasa telah mendapatkan jumlah host yang cukup (sebagai zombie) untuk melakukan penyerangan, penyerang akan menggunakan komputer master untuk memberikan sinyal penyerangan terhadap jaringan target atau host target. Serangan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk SYN Flood atau skema serangan DoS yang sederhana, tapi karena dilakukan oleh banyak host zombie, maka jumlah lalu lintas jaringan yang diciptakan oleh mereka adalah sangat besar, sehingga "memakan habis" semua sumber daya Transmission Control Protocol yang terdapat di dalam komputer atau jaringan target dan dapat mengakibatkan host atau jaringan tersebut mengalami "downtime".
Hampir semua platform komputer dapat dibajak sebagai sebuah zombie untuk melakukan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, jika memang sistem tersebut atau aplikasi yang berjalan di atasnya memiliki kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang.
Dede . Diberdayakan oleh Blogger.
About us
Tentang:
indonews-jmk.blogspot.com adalah Situs Blogging sederhana yang berisikan tentang informasi & serta berbagai kumpulan artikel menarik lainnya yang mudah-mudahan memberikan solusi dan bermanfaat bagi kita semua.
indonews-jmk.blogspot.com menjadi salah satu media informasi, solusi, inspirasi bagi pembaca. Selalu semangat dalam membahasa tentang informasi mulai dari software dan tentang hal hal yang lagi menarik
Posting Komentar